Minggu, 02 Mei 2021

Gus Dur Dan Daging Babi 2

Nahdlatul Ulama adalah ormas Islam terbesar di dunia. Banyak sekali undangan dari luar negeri yang ditujukan ke PBNU, entah menjalin kerjasama, dialog antar agama atau urusan lainnya. Jika dituruti, hal seperti itu tak ada habisnya.
Suatu ketika ketika Gus Dur masih menjabat sebagai ketua umum PBNU melakukan kunjungan ke Australia dalam sebuah rombongan. Ikut didalamnya asisten pribadi Gus Dur, H Sulaiman, yang telah menemaninya sejak tahun 1986.
Acara berlangsung selama beberapa hari sehingga peserta diinapkan di hotel. Pagi-pagi setelah bangun, seperti biasa, aktifitas pertama yang dilakukan adalah sarapan. Berkumpullah rombongan dari Indonesia di restoran tempat sarapan pagi. Tentu saja, sebagai asisten pribadi, H Sulaiman menawarkan kepada Gus Dur berbagai jenis makanan yang enak-enak.
OME NASIONAL KEISLAMAN FRAGMEN INTERNASIONAL RISALAH REDAKSI WAWANCARA HUMOR TOKOH OPINI KHUTBAH HIKMAH BATHSUL MASAIL PUSTAKA VIDEO FOTO DOWNLOAD WARTA GUS DUR WALI (57) Gus Dur Ditawari Daging Babi Selasa 20 Maret 2012 14:37 WIB BAGIKAN: Jakarta, NU Online Nahdlatul Ulama adalah ormas Islam terbesar di dunia. Banyak sekali undangan dari luar negeri yang ditujukan ke PBNU, entah menjalin kerjasama, dialog antar agama atau urusan lainnya. Jika dituruti, hal seperti itu tak ada habisnya. ADVERTISEMENT Suatu ketika ketika Gus Dur masih menjabat sebagai ketua umum PBNU melakukan kunjungan ke Australia dalam sebuah rombongan. Ikut didalamnya asisten pribadi Gus Dur, H Sulaiman, yang telah menemaninya sejak tahun 1986. Acara berlangsung selama beberapa hari sehingga peserta diinapkan di hotel. Pagi-pagi setelah bangun, seperti biasa, aktifitas pertama yang dilakukan adalah sarapan. Berkumpullah rombongan dari Indonesia di restoran tempat sarapan pagi. Tentu saja, sebagai asisten pribadi, H Sulaiman menawarkan kepada Gus Dur berbagai jenis makanan yang enak-enak.
Disodorkanlah sebuah makanan dari daging kepada Gus Dur, tapi ia tidak langsung memakannya, melainkan dicium baunya dahulu. “Jangan dimakan, ini daging babi.“ Segera saja, makanan itu disingkirkan dan diganti dengan jenis lain yang jelas-jelas halal. Entah bagaimana, Sulaiman tidak tahu bagaimana membedakan jenis-jenis daging hanya dari baunya saja, tetapi yang jelas Gus Dur bisa melakukannya. Apakah ini kepekaan yang dimiliki oleh orang tertentu atau bagian dari kemampuan super Gus Dur, ia juga tidak tahu.
Esok harinya, rombongan dari Indonesia berkumpul kembali. Ada dedengkot Islam liberal yang pada hari sebelumnya tidak ikut sarapan kemudian mengambil daging babi tersebut. Tentu saja haji Sulaiman mengingatkan agar jangan dimakan. “Ah ngak apa-apa, saya kan ngak tahu“ jawabnya sambil menyantap dengan lahap sementara yang lain hanya bisa memandangnya saja.
Sulaiman menuturkan, Gus Dur sangat ketat dalam menjaga kehalalan makanan. Ketika mereka berkunjung ke Perancis, sebagimana tradisi setempat, ada minuman anggur sebagai pelengkapnya. Tetapi anggur putih yang disediakan tuan rumah ditolaknya dengan halus. “Suatu ketika sopirnya Gus Dur menenggak minuman ringan yang didalamnya terdapat kandungan alkohol dalam kadar ringan. Ketika ketahuan, langsung saja dimarahi habis-habisan. ’Kayak ngak ada minuman lain saja,’ kata Gus Dur’.“

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/37045/gus-dur-ditawari-daging-babi

Gus Dur dan Daging Babi 1

Kisah Lucu Gus Dur, Daging Paling Enak di Dunia

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan sosok tokoh dan pemimpin besar yang sangat menjunjung tinggi toleransi di negeri ini. Disamping itu, dirinya juga gencar mengkampanyekan pentingnya toleransi di negeri ini.

Selain itu, Gus Dur juga merupakan seorang yang memiliki segudang humor atau kisah-kisah lucu, yang mana tidak jarang itu dilontarkan sebagai wujud dari toleransi tersebut.

Gus Dur merupakan tokoh yang tidak kaku terhadap perbedaan dan juga menjunjung nilai-nilai toleransi, hal ini terbukti dengan jalinan persahabatannya dengan berbagai tokoh lintas iman dan lintas agama, yang tentu itu bisa menjadi contoh dan teladan bagi persatuan bangsa. Salah satu persahabatannya dengan tokoh Katolik Indonesia yakni Romo YB Mangunwijaya. Dan seperti halnya tadi, bahwa joke atau humor bisa juga sebagai wujud dari toleransi itu.  Dalam hal ini, Gus Dur punya kisah lucu dan menarik dengan Romo YB Mangunwijaya tersebut.

Mengutip dari NU Online, bahwa pada suatu ketika Gus Dur bertemu dengan Romo YB Mangunwijaya di sebuah pesawat maskapai asing. Yang mana keduanya sama-sama meninggalkan Singapura menuju Jakarta. Sementara di tengah perjalanan, di dalam pesawat, seorang pramugari menawarkan makanan kepada mereka berdua.

Mendengar tawaran itu, seketika tanpa berfikir panjang, sang Romo pun memesan daging babi. Karena persahabatan yang sudah sangat dekat dan akrab, sang Romo pun menawari Gus Dur untuk menyicipi daging babi yang telah dipesan itu.

"Mari Gus, daging babinya enak, lho", ungkap Romo Mangun menawari Gus Dur makan daging babi itu. Akan tetapi, Gus Dur merupakan seorang yang sangat taat dan patuh terhadap aturan agama, sehingga dirinya menolak tawaran sang Romo itu dengan halus.

Kemudian dengan santun Gus Dur bertutur : "Maaf Romo, saya tidak boleh makan daging babi". "Waduh, sayang sekali. Padahal daging babi itu adalah daging paling enak di dunia", tutut sang Romo sembari sedikit menggoda Gus Dur.

Mendengar ungkapan sang Romo tersebut, Gus Dur hanya diam tidak menjawab sama sekali.

Setelah pesawat mendarat di Jakarta, kedua orang yang bersahabat itu bergegas menuju gerbang kedatangan. Kemudian setelah sampai di sana, sudah menunggu istri Gus Dur, yakni Nyai. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Kemudian muncul keisengan Gus Dur kepada sang Romo sembari berkata: "Romo, saya sudah dijemput istri saya. Lho, mana istrinya Romo Mangun?", tanya Gus Dur meledek sang Romo. Karena Romo Mangun adalah orang yang patuh dan taat terhadap aturan dan larangan agama, ia menjawab Gus Dur dengan jawaban sederhana saja, "Maaf Gus, saya tidak boleh punya istri", jawab sang Romo.

"Waduh, sayang sekali. Padahal itu adalah daging paling enak di dunia", tutur Gus Dur sembari terkekeh.

Jumat, 03 Agustus 2018

KAROMAH KIAI HAJI ABDAN SALAM BUGEL JEPARA

Manaqib kiyai kiyai Bugel Kedung Jepara
KISAH KAROMAH KIAI HAJI ABDAN SALAM BUGEL
Dikisahkan dari putri beliau, suatu hari pada bulan ramadhan "abah bèdan" demikian panggilan akrab beliau,bepergian naik vespa dengan istri tercinta(Hj.Aminah mawardi).Ketika mereka tiba di pertigaan jalan besar pecangaan, tidak seperti biasanya beliau bilang sama istrinya "min, awakmu muduno ko montor neng kene wae"."wonten nopo toh bah?"timpal mak min(panggilan akrab hj.aminah mawardi) ."pokoke angger manut, ono perkoro seng wigati"jawab abah.Akhirnya Mak Min mengikuti apa yang diperintahkan suaminya turun dari vespa di pertigaan itu.
Setelah menyuruh Mak Min turun dari Vespanya,Abah langsung bergegas meneruskan perjalanan nya menuju pertigaan Walisongo itu.Siang itu lalu-lalang lalulintas kendaraan jalur Jepara -kudus tidak begitu padat bahkan bisa dikatakan lengang.Namun siapa sangka dari arah selatan sebuah truck melaju dengan kecepatan tinggi menabrak dan menghempaskan Vespa Abah ketika menyebrang.Tak pelak kejadian itu menarik perhatian banyak orang untuk melihat dan menolong korban.
"Mana pengemudi vespanya? bagaimana kondisinya?hidup apa mati?"
Begitulah kira-kira pertanyaan yang ada dalam benak mereka pada waktu kejadian itu.
Vespa itu ringsek tepat di bawah truck yang menabraknya,tapi aneh bin ajaib tanpa didapati pengemudinya.
Ternyata Abah sudah berada di pinggir jalan tanpa kurang suatu apapun bahkan lecetpun tidak,mungkin Abah diangkat dan diterbangkan malaikat atau punya ilmu meringankan tubuh atau apapun itu,menurut saya termasuk salah satu karomah beliau,belum lagi mengenai menyuruh Mak Min turun dari Vespa sebelum terjadi kecelakaan terlepas apakah hal ini bisa dikatakan isyarat/isyaroh atau juga firasat/firosyah.wallohu a'lamu bissowab.Ighfir lahuma warhamhuma.
Nantikan episode karomah karomah kiai bugel selanjutnya insyaallah ta'ala.

لي سادة من عزهم

اذْكُرُوا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِيهِمْ رواه أبو داود الترمذي
"Podo nyebutnoho Siro Kabeh ing kebagusane ahli kubur Siro Kabeh lan Podo nutupono Siro Kabeh ing kesalahan lan keelekane"
لي سادة من عزهم * أقدامهم فوق الجباهْ
Aku memiliki orang terkemuka, bahkan karena kemuliaannya,(bagaikan)telapak kaki merekapun(masih)berada di atas dahi(kalian)
إن لم أكن منهم فلي * بحبهم عز وجاهْ
Jika aku bukan termasuk golongan mereka,maka bagiku mencintai mereka adlh kemuliaan dan keagungan
بجاههم وعزهم * طيب لنا عيش الحياهْ
Keagungan dan kemuliaan mereka merupakan kebahagiaan bagi kami sepanjang masa
واختمْ لنا بالخير يا * من لا لنا رب سواهْ
Berilah kami khusnul khatimah(pungkasan yg baik)wahai dzat yg tiada Tuhan selain Engkau.

Selasa, 07 Februari 2012

ahmad mutamakin

Syeh Ahmad Mutamakin
Ahmad Mutamakin adalah seorang yang disegani serta berpandangan jauh, salah satu tokoh yang berjasa besar dalam penyebaran Agama Islam di Utara Pulau Jawa terkhusus wilayah Pati. Beliau juga seorang yang arif dan bijaksana. ia pernah mencari ilmu sampai ke negeri – negeri Arab selama bertahun-tahun. belajar ilmu-ilmu dibidang Syariat, selanjutnya belajar Thoriqoh menurut dorongan hatinya, sebagai landasan hidupnya.[1]
Dalam perjalanannya mencari ilmu itu, beliau mendapat seorang guru besar bernama Syaikh Zain Al- Yamani. Setelah beberapa lama berguru, beliau mendapat pengesahan resmi dari guru besar tersebut, ia mohon pamit pulang ke Jawa pulang untuk segera mengamalkan ilmu-ilmu yang diperolehnya.
Beliau melanjutkan perjalanan sampai ke Desa Cebolek untuk menyebarkan Agama Islam sampai kepedalaman, beliau memasuki wilayah baru.[2] Dan bertemu dengan H. Syamsudin yang dikenal dengan sebutan Surya Alam, sehingga nama wilayah itu Kajen dari kata “Kaji Ijen”. Beliau mendapat kepercayaan dari H. Syamsudin untuk ditempati dan mengolah daerah tersebut menjadi Desa yang dapat mengenal Agama Islam.[3]
Selain belajar dan meperdalam Ilmu Pengetahuan agama dengan bersungguh-sungguh, ia juga belajar melatih jiwa dalam mengendalikan hawa nafsu, beliau pernah melatih dengan puasa, disaat mau buka puasa, beliau memasak yang paling lezat. Kemudian beliau mengikat diri dan tangannya pada tiang rumah. Masakan yang tersaji di maja makan hanya ia pandangi saja. Beliau mau menguji tingkat kesabaran hatinya. Namun yang keluar kedua ekor anjing.[4] Yang bernama Abdul Qohar dan Qumarudin sebagai lambang nafsu yang keluar dari diri manusia. Kuda mahluk tersebut memakan habis hidangan yang berada di meja makan. Pemberian nama pada kedua anjing tersebut seperti nama seorang penghulu dan khotib Tuban.
Pada suatu hari beliau kedatangan tamu, yang kebetulan saat itu Syeh Ahmad Mutamakin mendapat satu makanan yang hanya berisikan ikan asin kering. Kemudian tamu itu diajak makan bersama, namun si Tamu melahap habis nasi sama ikan kering tersebut. Tamu tersebut marah dan mau naik pitam ketika Syeh Ahmad Mutamakin bilang bahwa anjing mereka saja tidak suka sama Ikan kering. Hal tersebut sangat menghinanya, maka dia menyebarkan isyu kepada para ulama-ulama se jawa.
Selebaran-selebaran tersebut mengatakan bahwa Syeh Ahmad Mutamakin sebagai seorang Muslim senjati telah memelihara anjing dan memeberi nama anjing tersebut dengan nama orang seperti Qomarudin dan Abdul Qohar, selain itu Beliau gemar melihat dan mendengarkan wayang dengan cerita Bima Suci dan Dewa Ruci.[5]
Pihak keraton mendengar berita tersebut, sehingga ia mengutus seorang ulama bernama Ki Kedung Gede untuk menguji kebenaran tersebut sebelum Keraton memanggil dengan surat teguran atau panggilan dari pihak keraton. Syeh Ahmad Muthamakin tahu maksud hati dari tamu tersebut. Sehingga Syeh Ahmad Mutamakin bahwa beliau belum tahu huruf alif sekalipun, Ki Kedung Gede semakin Gusar, karena maksud yang ada dalam pikirannya telah tertebak dengan benar oleh Syeh Ahmad Mutamakin.
Selebaran yang telah beredar di seluruh ulama Jawa, ulama-ulama tersebut mendesak kepada pihak keraton[6] untuk mengadakan sidang pengadilan terhadap Syeh Ahmad Mutamakin yang telah keliru dalam pemahaman terhadap Agama Islam. Mereka kuatir bila hal ini tidak diatasi akan berdapak buruk pada penyebaran Agama Islam di pulau Jawa.
Persidangan terhadap Syeh Ahmad Mutamakin dihadiri oleh ulama seluruh jawa. Seperti Khotib Anom dari Kudus, Ki Witono dari Surabaya, Ki Busu dari Gresik. Dan ulama-ulama lainnya. Mereka sepakat menyidangkan Syeh Ahmad Mutamakin pada persidangan kartosuro. Selanjutnya tuntutan terhadap beliau dibacakan oleh Patih Danurejo, setelah mereka membacakan tuntutan-tuntutan tersebut. Patih menyuruh anak buahnya segera mengutus dua orang sebagai duta tugas kepada Syeh Ahmad Mutamakin.[7]
Undangan yang hadir banyak sekali merka ingin menyaksikan Sidang Pengadilan Syeh Ahmad Mutamakin. Dalam persidangan tersebut terjadi dua kelompok yang satu membela mati-matian Syeh Ahmad Mutamakin sedangkan kelompok yang satu menentang keras apa yang pernah dilakukan oleh Syeh Ahmad Mutamakin. Dalam persidangan tersebut yang paling menonjol dalam adu argumentasi adalah Khotib Anom Kudus, Patih Danurejo, dan utusan Demang Irawan yang merupakan utusan yang ditugaskan oleh Raja untuk mengawasi persidanganSyeh Ahmad Mutamakin.
Persidangan menjadi a lot, karena pihak penuntut menghendaki Syeh Ahmad Mutamakin dihukum pancung, karena telah melanggar syareat Agama, sedangkan kelompok yang satu membela matia-matian Syeh Ahmad Mutamakin. Akhirnya sidang ditunda sampai besuk. Karena bukti-bukti yang mengarah untuk dijadikan bukti untuk memvonis belum ada.
Raja Kartosuro memanggil Demang Irawan untuk mengetahui hasilnya dan kondisi terakhir persidangan tersebut. Atas saran Demang Irawan, Raja ingin memanggil Syeh Ahmad Mutamakin langsung empat mata. Raja bermimpi tentang sebidang petak sawah yang sebagian ditanami, sebagian menguning, sebagian Ketam. Mimpi tersebut selalu menghantui pikirannya, akhirnya Syeh Ahmad Mutamakin disuruh menafsirkan mimpi sang Raja. Syeh Ahmad Mutamakin menafsirkan mimpi Raja, bahwa Syeh Ahmad Mutamakin dapat bebas dari tuntutan pengadilan.
Setelah peristiwa tersebut, paduka Raja memrintahkan kepada Patih Danurejo untuk segera membebaskan Syeh Ahmad Mutamakin. Namun hal ini masih ada ulama seperti Khotib Anom yang masih keberatan akan keputusan raja tentang vonis bebas Syeh Ahmad Mutamakin. Mereka berhadapan dengan ulama uang membela Syeh Ahmad Mutamakin seperti Ki Kedung Gede.
Akhirnya Syeh Ahmad Mutamakin dan Khotib Anom dipanggil menghadap keraton. Tentang perbedaan pendapat yang tidak ada habis-habisnya. Dan diadakan tafsir Serat Dewa Ruci dan Bimo Suci diantara keduanya. Syeh Ahmad Mutamakin menerjemahkan serat tersebut dan mempraktekaan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Khotib Anom kesulitan dalam memaknai atau tafsir mimpi Dewa Ruci/Bima Suci. Akhirnya Khotib Anom mengakui kepandaian, dan kearifan Syeh Ahmad Mutamakin.[8]
Syeh Ahmad Mutamakin berhasil lolos dari hukuman pancung. Bahkan beliau mendapat bumi perdikan kajen. Yaitu daerah yang bebas pajak negara. Beliau diberikan kebebasan dalam menyebarkan Agama yang harus sesuai dengan kridor Islam. Syeh Ahmad Mutamakin memiliki murid-murid besar seperti Kyai /Syeh Ronggo Kusumo,Kyai Mizan, R. Sholeh dan murid-murid lainnya yang tersebar dimana-mana.